Jokowi dituduh bias, campur tangan dalam pemilihan presiden
Presiden Indonesia Joko Widodo (PIC) menghadapi meningkatnya kritik publik atas gangguan politiknya yang dirasakan dan kurangnya netralitas saat ia berkampanye untuk kandidat terkemuka dalam pemilihan presiden bulan ini. Sementara Jokowi, seperti yang diketahui presiden, belum secara eksplisit mendukung salah satu dari tiga kandidat dalam pemilihan 14 Februari, ia telah membuat penampilan yang sangat dipublikasikan dengan pelopor Prabowo Subianto, yang mencalonkan diri dengan putra pemimpin sebagai kandidat untuk wakil presiden. Di Indonesia, presiden yang duduk diizinkan untuk berkampanye untuk kandidat asalkan mereka tidak menggunakan sumber daya negara dan mengambil cuti resmi untuk melakukannya, tetapi petahana biasanya tetap netral. Tetapi sejak Oktober, ketika pengadilan teratas mengubah aturan kelayakan untuk mengizinkan putra Jokowi yang berusia 36 tahun untuk mencalonkan diri dengan Menteri Pertahanan Prabowo, presiden telah menghadapi tuduhan melanggar etika dan hukum yang meningkat. The Furore telah mendorong Jokowi untuk berulang kali mengklarifikasi pendiriannya dan bahkan menunjukkan cetakan wartawan dari undang-undang pemilihan untuk membersihkan namanya.= "Ya, seorang presiden dapat bergabung dengan kampanye. Ya, seorang presiden dapat memilih pihak. Semua yang diizinkan selama dia tidak menggunakan fasilitas negara," katanya kepada wartawan minggu lalu, setelah menghadiri acara pertahanan dengan Prabowo. Para kritikus mengatakan dia telah melanggar undang -undang pemilu dengan tampil berkampanye untuk Prabowo saat menghadiri fungsi pemerintah dan makanan bersama, dan kandidat saingannya menuduh lembaga negara telah mengganggu demonstrasi dan merobohkan materi promosi di jalur kampanye.
"Beberapa kegiatan kampanye kami memang dibatalkan atau tidak diizinkan oleh berbagai pemerintah daerah ... dan entitas non-pemerintah, yang kemungkinan dipengaruhi oleh mereka yang berkuasa," kata Ade Chandra, juru bicara kampanye untuk kandidat presiden saingan Anies Baswedan. Handout beras negara diduga termasuk stiker kampanye Prabowo, mendorong keluhan dari saingan, menurut media. Pemerintah telah menyangkal bahwa setiap kandidat mendapat manfaat dari Program Bantuan Sosial Negara. Ketidakpuasan dengan tindakan Jokowi juga meluas ke kabinetnya, dari mana Kepala Menteri Keamanan Mahfud MD, yang merupakan calon wakil presiden dengan tiket saingan, mengatakan dia akan segera mengundurkan diri.
0 Komentar